Bukan perkara yang mudah hingga akhirnya aku tetap bertahan dan memilihmu. Lelaki yang pernah ku anggap sebatas teman dan naik pangkat menjadi sahabat. Kini kau menjadi penjaga hati meski jarak menjadi saksi. Tidak hanya sekali aku merasakan ragu, terlebih ketika teman di sekitarku yang acap kali menggodaku. Ah, tak selang berapa lama, lagi lagi aku berbalik kembali percaya dengan apa yang menjadi pilihanku. Bertahan bersamamu.
Hai, Kesayangan yang pandai membuatku rindu
Bersama mu kini menjadi kado terindah Tuhan untukku. Meski aku pernah kau buat meradang menunggu kabar darimu, jengkel menunggu hadirmu. Ah, sekarang itu sudah tidak lagi aku rasakan. Kini yang kurasakan hanya nyaman saat bersamamu dan tersenyum ketika pesanmu masuk melalui WhatsApp yang menjadi andalan saat jarak menjadi pihak ketiga diantara kita.
1. Meski terkadang aku merasa bodoh saat hanya bisa menemukanmu di layar ponselku. Berantakan saat rindu menatap wajahmu
Bisa apa aku dengan keadaan ini, toh ini resiko ketika aku memilih bertahan denganmu. Kadang merasa bodoh dan hanya bisa tersenyum tipis, ketika menemukanmu di layar ponsel yang selalu ku genggam.
karena hanya dengan benda yang selalu aku genggam, kamu setia mengirimkan kabar.
Awalnya ini tidak sulit, tetapi berubah ketika aku begitu merindukanmu dan ingin segera menatap mu benar dihadapanku. Tak perlu menyentuhmu, cukup menatap dan melihat senyummu secara nyata. Aku yang beberapa kali berantakan karena hal sesederhana itu. Konyol memang, tapi sudah, lagi lagi aku pasrah dan hanya bisa menghubungimu melalui benda di tanganku. Mengakrabi rindu, kini sudah menjadi rutinitasku.
2. Tapi aku kemudian sadar, kita memang sedang tidak berdekatan dan tidak sepantasnya aku meradang karena hal yang sudah menjadi kebiasaan
Tidak ada yang bisa ku lakukan selain mengakrabi rindu, bersahabat dengan jarak dan berteman dengan sepi saat Tuhan sedang menguji. Toh, bahagiaku tidak harus bertatap muka denganmu, beberapa kali aku meyakinkan diri dan perlahan mengerti. Tidak sepantasnya aku begini, karena semua ini demi sesuatu yang kita harap nanti. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dengan meredam nafsu dan keegoisan di hati.
Bukankah ini sudah menjadi kebiasaan di tengah hubungan berjarak?
Kenapa harus diruntuki, cukuplah rindu itu dinikmati.
Jika sudah waktunya, berdekatan denganmu bukanlah hal mustahil lagi. Mungkin Tuhan hanya ingin tahu, seberapa kadar sabar yang sudah kita miliki untuk menjaga diri.
3. Kamu adalah satu – satunya makhluk Tuhan yang saat ini ku peluk erat dalam doaku, berharap berantakanku tidak berakhir dengan kekacauan yang berkelanjutan
Kita, bukanlah satu – satunya pasangan yang sedang berjuang diantara jarak. Masih banyak diluar sana yang lebih jauh, dan mungkin lebih harus berjuang dengan ekstra. Mungkin dengan perbandingan itulah, kita akan dengan mudahnya bersyukur kepada Sang Pencipta. Kini, kamu adalah satu – satunya orang yang tidak memiliki ikatan darah denganku yang senantiasa ku sebut dalam doaku. Bukan karena apa. Hanya saja aku percaya, dengan menitipkan mu kepadaNya, kamu akan selalu baik – baik saja. Hanya saja aku kini lupa, kapan nama mu mulai terukir mesra dalam lantunan doa yang selalu aku panjatkan kepada Sang Pencipta. Semenjak saat itu pula percaya atau tidak, inilah kali pertama aku sungguh percaya dan tidak lagi takut untuk ditinggalkan.
4. Karena denganmu aku mulai sadar, sabar adalah bagian terpenting yang membuatmu kita bertahan sejauh ini
Berjumpa dengan mu lagi dan lagi. Sempat beberapa kali aku harus dengan payah menemui mu, begitu pula dengan mu yang harus sabar menunggu. Saat kita berhadapan, aku mungkin membuatmu merasa bersalah karena mood aku yang mendadak berubah. Hal yang paling aku banggakan dari dirimu adalah sabar mu. Iya, sabar mu yang mungkin selama ini adalah faktor terpenting hingga membuatmu sampai detik ini menyayangiku.
5. Bagaimana dengan pertemuan? Sungguh, itu begitu mengesankan. Setiap detik denganmu begitu aku nikmati. Seakan jarak selama ini tiada berarti
Jika mengingat pertemuan yang selama ini kita pernah rasakan. Yap, hal itu tidak pernah membuatku berhenti untuk menyimpulkan senyum di bibirku. Sungguh, kau selalu bisa membuatku tersenyum walau tak ku pungkiri, beberapa kali kau membuatku jengkel tapi kemudian kau mendadak sibuk membuatku tersenyum kembali. Lucu, aku senang sekali menatap wajah bingungmu.
Mungkin terkesan jahat, tapi sungguh, itu mengesankan dan selalu saja ingin ku ulang.
Untuk waktu yang kau luangkan untuk pertemuan kita, untuk sabar yang selalu kau persembahkan. Lagi, lagi kau membuatku selalu merasa istimewa dan satu – satunya. (Abuy <3 Dekuy)
Sumber Hipwee
Sumber Hipwee
0 comments:
Posting Komentar